Custom Search

Tuesday, May 5, 2015

Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam


Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
Jazirah Arab atau semenanjung Arabia adalah daerah yang berbentuk memanjang dan tidak parallelogram. Di sebelah utara berbatasan dengan Palestina dan padang Syam, di sebelah timur berbatasan dengan Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedangkan di sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini dikelilingi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia.
Secara umum, keadaan wilayah di Jazirah Arab adalah tandus, sehingga hal ini melindunginya dari penjajahan dan penyebaran agama. Wilayah yang dianggap cukup subur adalah daerah Yaman yang terletak di sebelah selatan.
Jazirah Arab diapit oleh dua kekaisaran besar yang berada di sebelah utara, yaitu kekaisaran Persia yang beragama Majusi (penyembah api) dengan kitab sucinya Zend Avesta dan kekaisaran Romawi yang beragama Nasrani/kristen dengan kitab sucinya Injil.
Kehidupan penduduk Arab pada masa itu rata-rata hidup nomaden (suka berpindah-pindah dan mengembara). Selain itu, kehidupan mereka dibentuk berdasarkan kabilah (suku). Kabilah ini dibentuk oleh kelompok-kelompok keluarga atas dasar pertalian darah (nasab), perkawinan dan sumpah setia. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang Syaikh yang dipilih dari seorang anggota tertua melalui musyawarah.
Secara garis besar, ada dua macam penduduk yang hidup di Arab ketika itu, yaitu:
Penduduk kota, rata-rata pedagang dengan dua kota terkenalnya yaitu Mekkah dan Madinah.
Penduduk desa (badui), rata-rata petani, peternak dan penggembala.
Masa kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam dinamakan masa Jahiliyah (masa kebodohan). Disebut Jahiliyah bukan karena tidak berilmu, tetapi karena penduduknya kebanyakan suka berbuat kejahatan, suka berperang, membunuh, melecehkan wanita, melakukan takhayul, menyembah berhala dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan itu adalah contoh kebudayaan arab Jahiliyah yang buruk. Akan tetapi ada beberapa kebudayaan Arab jahiliyah yang baik, di antaranya di bidang kesusastraan (seni), di mana masyarakat Arab suka sekali membuat karya-karya syair (puisi) dan para penyair pada waktu itu dianggap orang yang mempunyai kedudukan tinggi.

Misi Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin
1. Kelahiran Nabi Muhammad
Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah (Hijaz) pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan tanggal 20 April 571 Masehi.
Beliau wafat pada hari senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M.
Beliau merupakan keturunan suku Quraisy, suku bangsawan yang sangat berpengaruh di Arab.
Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib yang wafat ketika beliau masih berada dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Sedangkan ibunya wafat ketika beliau berumur 6 tahun. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama dua tahun dan oleh pamannya, Abu Thalib.
2. Kerasulan Muhammad
Pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah, seorang janda kaya yang berusia 40 tahun. Kemudian selang beberapa lama beliau mendapat gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya), gelar ini diberikan karena beliau berhasil mengatasi perselisihan para pemuka suku Quraisy dalam peletakkan Hajar Aswad (batu hitam yang suci) di dinding Ka’bah.
Pada usia 40 tahun, beliau sering datang ke Gua Hira yang terletak di perbukitan Jabal Nur untuk bertahanuts atau melakukan pemusatan jiwa dan merenungi keadaan masyarakat arab yang masih Jahiliyah. Pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M. ketika sedang bertahanuts, datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu al-Quran Surat al-‘Alaq ayat 1-5:
إقرأ باسم ربك الذي خلق {} خلق الإنسان من علق {} إقرأ وربك الأكرم {} الذي علم بالقلم {} علم الإنسان ما لم يعلم
Artiya;
” Bacalah Atas Nama Tuhanmu Yang Telah Menjadikan Makhluk. Dia Telah Menjadikan Menusia Dari Segumpal Darah. Bacalah ! Tuhan Engkaualah Yang Amat Pemurah. Yang Mengajar Manusia Dengan Pena. Dia Mengajar Manusia Apa-apa Yang Belum Diketahui. ( Qs. Al-alaq; 1 – 5 )
Dengan turunya wahyu yang pertama manandakan bahwa Allah SWT telah mengangkat Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Nya. Setelah menerima wahyu yang pertama Nabi Muhammad SAW tidak langsung bergerak untuk berda’wah. Nabi Muhammad saw. dalam kondisi bingung, takut dan gemetar yang akhirnya ditenangkan oleh istri beliau yaitu Siti Khadijah.
Kemudian setelah itu, turun wahyu yang kedua yaitu surat al-Mudatsir ayat 1 – 7. Dengan turunnya wahyu yang kedua ini maka beliau memulai dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi
Sasaran dakwahnya terbatas pada orang-orang dekat disekitar beliau . Yang mula-mula menerima dakwah beliau adalah Siti Khodijah( istrinya) Ali bin Abi Talib (anak pamannya),Abu Bakar (sahabat nya), dan Zaed bin Harisah (pembantunya).
3. Dakwah Pada Masa Awal
Dakwah secara sembunyi-sembunyi.
Dakwah ini dilakukan selama kurang lebih tiga tahun dan berhasil mengislamkan:
1.Khadijah (istri Nabi)
2. Abu Bakar (sahabat dekat Nabi)
3. Ali bin Abi Thalib (sepupu Nabi)
4. Zaid bin Haritsah (budak yang dipelihara Nabi),
5. Bilal bin Rabah (seorang budak kulit hitam)
6. Utsman bin Affan
7. Zubair bin Awwam
8. Sa'ad bi abi Waqash
9. Talhah bin Ubaidillah
10.Abdurrahman bin Auf
11.Arqam bin Abil Arqam dan lain-lain.
(Orang-orang yang disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam).
Dakwah secara terang-terangan.
Dakwah ini dilakukan selama sepuluh tahun setelah turun Al-Qur’an surat al-Hijr ayat: 94
(فاصدع بما تؤمر واعرض عن المشركين)
Dengan semangat tinggi dan pantang mundur, langkah pertama yang dilakukan Nabi dalam berdakwah dengan cara terang-terangan adalah mengumpulkan warga kota Mekkah di bukit Shofa. Di antara orang-orang yang hadir adalah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Umar bin Khattab. Setelah semua berkumpul, Nabi mulai berdakwah, tetapi Nabi malah dicemooh dan dilempari. Bahkan Abu Lahab mencaci-maki dan melempari beliau dengan batu. Akhirnya pertemuan itu berakhir dengan kekacauan. Meskipun demikian, dakwah dengan cara ini telah memberikan hasil dengan bertambahnya jumlah pemeluk Islam dari golongan lemah seperti wanita, budak, pekerja dan orang-orang miskin
 .
4. Hambatan-hambatan Dakwah Nabi Di Mekkah
Banyaknya tokoh bangsawan kafir Quraisy yang menolak, menentang dan mengancam Nabi seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan. Penentangan ini dilakukan oleh mereka dengan alasan:
1.Nabi yang keturunan Bani Hasyim dianggap akan menundukkan dan menguasai otoritas politik dan ekonomi bangsa Arab yang saat itu dipegang oleh Bani Abdi Syam
2.Kekhawatiran akan hilangnya sistem kasta di kehidupan sosial masyarakat Arab. Dalam hal ini derajat dan kehormatan para bangsawan Arab Quraisy merasa terancam dalam hal kekuasaan, wibawa dan pengaruh di masyarakat.
3.Nabi akan menghilangkan tradisi yang sudah diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang mereka.
Adanya bujukan dari pamannya Abu Thalib (pelindung Nabi) agar menghentikan dakwah. Bujukan ini dilakukan pamannya karena ia didesak oleh para tokoh kafir Quraisy untuk menghentikan kegiatan Nabi dalam berdakwah. Namun demikian, bujukan ini tidak berhasil karena keteguhan Nabi dalam berdakwah.
Banyaknya para pengikut Nabi yang disiksa karena masuk Islam, seperti Bilal bin Rabah, Zubair bin Awwam dan Abu Bakar, sehingga Nabi sempat memerintahkan beberapa sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia).
Adanya pemboikotan kaum kafir Quraisy yaitu: 1)tidak mau berbicara dengan orang Islam, 2)tidak mau jual beli dengan orang Islam, 3)dan tidak mau menikah dengan orang Islam. Pemboikotan ini berjalan selama 3 ( tiga ) tahun lamanya, dan berhenti pemboikotan ini setelah papan pengumuman yang dipasang di Ka’bah habis dimakan rayap. Selain itu beberapa orang Quraisy juga mempunyai perasaan tidak tega melihat akibat pemboikotan tersebut.
Contoh Penderitaan Yang Dialami Umat Islam (Sahabat Bilal) Ketika Mereka Menyatakan dan memepertahankan Keislaman sehingga mereka disiksa oleh orang-orang Kafir

5. Misi Dakwah Nabi Di Mekkah
Misi dakwah Nabi selama berada di Mekkah, intinya, adalah mengajak masyarakat untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin. Di antara misi dakwah tersebut adalah:
1.Mengajak masyarakat agar menyembah hanya kepada Allah SWT semata (tauhid) dan menyuruh mereka meninggalkan menyembah berhala.
2.Mengajarkan adanya hari kiamat, yang mana setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban selama mereka hidup di dunia.
3.Mengajak masyarakat berbuat baik dan berakhlak terpuji dan melarang berbuat kejahatan dan kerusakan.
4.Mengajak masyarakat untuk menegakkan keadilan dan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan.

6. Ibrah/Hikmah Dakwah Nabi Di Mekkah
kepribadian Nabi yang mempunyai sifat sidik (selalu benar), amanah (dapat dipercaya), Tabligh (berani menyampaikan) dan fatonah (cerdas).
Tidak pernah menyerah dalam berdakwah, walaupun banyak ancaman yang dihadapi
Berani berkorban harta benda dan nyawa.
Dalam berdakwah, selalu menggunakan siasat atau cara yang baik dan bertahap. Tahap pertama dengan sembunyi-sembunyi guna menyusun kekuatan dan tahap kedua dengan terang-terangan (terbuka).

7. Hal-hal Yang Perlu Diteladani Dari Perjuangan Dakwah Nabi Di Mekkah
Menampilkan sikap terpuji sebagaimana yang telah dilakukan Nabi dengan sifat-sifatnya.
Dalam melakukan segala sesuatu harus mempunyai perencanaan yang matang, sungguh-sungguh, tidak gampang menyerah dan selalu berdoa agar hasilnya dapat memuaskan
Berani berkorban dan bertanggungjawab.
Berdakwah secara terbuka pada saat kedudukan makin menguat
Melukan hijrah untuk menyusun kekuatan
Menyandarkan keberhasilan kepada Alloh sw


 

0 comments:

Post a Comment