Sombong termasuk sifat yang
membahayakan keimanan, modalnya melakukannya tidak mahal, tetapi bisa membuat
seseorang defisit amal baik yang luar biasa besar. Iblis pada mulanya adalah
bala tentara Allah sejenis para malaikat Allah, ttapi menentang perintah Allah
untuk sujud (penghormatan) kepada Adam as yang terbuat dari tanah, Allah pun
berfirman dengan nada bertanya: "Apa yang membuatmu tidak bersujud ketika
Aku perintahkan?" Iblis menjawab," Aku lebih baik dari pada dia.
Engkau ciptakan aku dari api sedangkan ia Engkau ciptakan dari tanah."
Menanggapi sikap sombong Iblis yang tidak mau bersujud itu kemudian Allah
berfirman "Turunlah engkau dari surga karena tidak pantas engkau berlaku
sombong di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya engkau termasuk orang yang
hina."(QS.al-A'raf: 13)
Iblis yang sebelumnya telah beribadah selama 6 ribu tahun lamanya –wallahu
a’lam apakah tahun dunia atau alam lain--, melakukan kesombongan satu kali saja
membuat dirinya terlempar jauh sekali dari rahmat Allah, meski Iblis mengakui
bahwa Allah adalah tuhan semesta alam. Bagaimana dengan manusia yang melakukan
kesombongan berkali-kali??
Surga diharamkan bagi orang orang yang di dalam hatinya masih bercokol sebiji
atom sekalipun rasa sombong, Rasulullah saw bersabda; "Tidak masuk surga
orang yang di dalam hatinya ada kesombongan meski sebutir atom."(HR.
Muslim dari Abdullah bin Mas'ud ra). Sebutir atom yang tidak terlihat kasat
mata saja dapat menghalangi perolehan kenikmatan surga seluas langit dan bumi,
lalu bagaimana dengan pribadi kita yang seringkali menyombongkan diri dengan
keberhasilan usaha dan ilmu pengetahuannya?? Tentu akan lebih jauhlagi
ketimbang iblis laknatullah, kalau tidak mendapat rahmat dari Allah swt.
Hadits bahaya sombong di atas menggetarkan seorang laki-laki yang mendengarnya
dan ia pun bertanya kepada Rasulullah saw," Seseorang itu tentu senang
kalau pakaiannya bagus dan sandalnya pun indah. Apakah itu sombong?"
Beliau saw menjawab pertanyaan tersebut dan menerangkan hakikat sombong,"
Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran
(bathru al-Haq) dan merendahkan orang lain (ghamtu al-Nâs).
Rupanya kisah iblis, bukan berakhir di golongannya saja, Hamba Allah yang
bernama manusia ini, ketika lepas kendali bisa berbuat lebih jahat daripada
Iblis dalam sifat sombongnya, misalnya Fir'aun, ia lebih sombong daripada
iIblis. Kesombongan Iblis masih mengakui bahwa Allah adalah tuhan penciptanya,
tetapi Fir'aun mengaku sebagai tuhan sang pencipta, seperti yang dikatakan di
dalam Al Qur’an: " Ana Rabbukum al-A'lâ (Akulah Rabb kalian yang paling
tinggi)."
Kalau Fir’un sombong karena kekuasaannya, lain lagi dengan Qarun yang sombong
karena hartanya. Saking berlimpahnya harta kekayaannya, untuk memikul
kunci-kunci tempat penyimpanan hartanya saja tidak kuat dipikul orang-orang
kuat sekalipun. Menjawab ajakan untuk beramal menggunakan Qorun dengan angkuh
dan sombong mengatakan: "Harta ini aku dapatkan karena ilmuku."(QS.al-Qashash:
78). Kemudian Qarun dan hartanya dibenamkan oleh Allah swt.
Hanya Mengaku
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk miskin, bumi tempat kita berpijak,
sebelum kita dan orang tua kita terdahulu diciptakan, tanah ini sudah ada, itu
berarti tanah ini bukan milik kita seutuhnya, bahkan sebelum Adam as tanah
inipun sudah ada. Kalau saat ini kita katakan milik kita, itu hanya pengakuan
manusia saja. Manusia tukang mengakui harta yang hakekatnya bukan milik
pribadinya secara hakiki, karena itu tidak patut disombongkan.
Saat ini kita bisa mengatakan, ”ini tangan-ku, ini kakiku, ini pakaianku,” tapi
100 tahun lagi kita sudah tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, bahkan nama
kita-pun ikut terbenam ke dalam tanah yang kita injak setiap hari ini. Yang
patut berlaku sombong hanya Allah swt. "Kebesaran adalah pakaian-Nya dan
kesombongan adalah selendang-Nya. (Allah Ta'ala berfirman): Barang siapa
menyaingi Aku pada keduanya pasti Aku azab ia." (HR. Muslim dari Abu
Hurairah ra)
Semoga kita bukanlah hamba Allah yang masuk ke dalam bujuk rayu iblis terlaknat
itu, dan marilah terus menyadari sepenuhnya bahwa apa yang kita miliki ini
adalah pemberian Allah, sekecil apapun pemberian itu harus di syukuri, dengan
ucapan dan tindakan.