Firman Allah Q.S. Al-Imran ayat 103
103.
Dan berpegang teguhlah kalian semua kepada tali Allah, dan jangalah bercerai berai. Ingatlah nikmat Allah ketika kalian bermusuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian; lalu dengan nikmat Allah itu, jadilah kalian orang-orang yang bersandara. Kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kalian mendapat petunjuk.
Para
pemimpin pengawal rumah Nabi ditanya mengenai makna "tali Allah" (habl
Allah). Jawaban yang umumnya diberikan adalah bahwa tali Allah yang
dimaksud adalah Alquran dan Nabi. Tali Allah merupakan garis keselamatan yang
ada di segala keadaan; ia adalah kebijaksanaan dan akal yang tercerahkan.
Ada
banyak konflik etnis, penyerangan, dan kebrutalan di negara Arab sebelum
datangnya risalah kenabian. Sayangnya, beberapa karakter kesukuan sebelum Islam
masih bisa terlihat pada masa sekarang ini. Alquran meminta kita untuk melihat
pada rahmat Islam karena rahmat itulah yang dirasakan semua orang. Nilai-nilai
yang diserukan Islam kepada kaum muslim untuk dipegang teguh adalah
kedermawanan, kasih sayang, dan persaudaraan. Karena nilai keislamanlah, musuh
bisa menjadi seperti saudara. Seorang muslim bisa mengarungi luas dan lebarnya
Bumi dan masih menemukan persaudaraan di rumah muslim lainnya, meskipun mereka
berbeda suku, budaya, ataupun bahasa. Bukti persaudaraan Islam yang tak dapat
dungkari ini telah berlangsung selama 1400 tahun, dan akan bertambah dalam keragaman
dan kekayaannya hingga akhir masa manusia di dunia ini.
"Kalian
telah berada di tepi jurang neraka."
Karena manusia tidak tahu bagaimana memimpin diri mereka sendiri, mereka berada
di tepi neraka (akhirat), dan hanya eksistensi mereka yang rapuh sajalah yang
dapat memisahkan mereka darinya. Kematian dapat merenggut mereka kapan saja.
Kedalaman pernyataan ini hanya dapat dirasakan oleh mereka yang telah
diselamatkan dari tepi jurang bencana pribadi menuju rahmat Islam.
Alquran
menunjuki manusia kepada kehidupan Islam yang sesungguhnya; kebutuhan akan
persaudaraan, persahabatan dan pertemanan mendarah daging dalam sifat manusia
yang berpembawaan halus. Banyak ayat yang membawa pesan ini. Dalam kumpulan
pidato, surat, dan ucapan Ali (Nahj al-Balaghah, Pencarian Kefasihan),
ia sering berbicara tentang jamaah dan hidup bersama. "Tangan Allah
bersama orang-orang yang berjamaah" (yad Allsh ma'a al-jama'ah)
ungkap sebuah hadis Nabi yang terkenal. Hamba Allah berpegangan satu sama lain,
membantu satu sama lain, dan menjadi saudara bagi lainnya, dekat satu sama
lain, dan menghindari orang-orang yang tidak sama dengan mereka sampai mereka
cukup kuat untuk tidak disesatkan.
Islam mengandung nilai-nilai kerendahan hati,
Kebenaran, dan cinta kasih kepada sesama. Namun, sebagaimana Imam Ali pernah
berkata ketika membicarakan Islam dan perpecahan kaum muslim di masa yang akan
datang: "Akan datang suatu masa ketika Islam dicampakkan seperti orang
menuangkan air jamuan dari ceret." Seorang muslim harus menyadari akan
kewajibannya kepada Allah, karena jika tidak, ia akan sampai di sebuah
penampung kosong.
0 comments:
Post a Comment