Hidayah
hanyalah milik Allah, dan Alloh memberi hidayah kepada orang yang
dikehendakinya. Barangsiapa yang Alloh beri hidayah, tidak ada seorang
pun yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang telah Alloh sesatkan, tidak ada seorangpun yang bisa
memberi hidayah kepadanya. Alloh berfirman :
Artinya : “Alloh memberikan hidayah kepada siapa
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqoroh [02]: 213)
Al Qur’an menggolongkan
manusia menjadi dua golongan besar, yaitu
a. golongan Al Muhtadun (Orang yang mendapat hidayah, QS. 9:18, QS. 39:17-18) dan
b. golongan Ad Dhallun (orang yang sesat: QS. Al An’am 6:117,82).
Atau juga disebut golongan Kafir dan golongan Mukmin (QS. At Taghaabun 64:2; QS 5:44; QS. 14 :2-3; QS. 23:1-11).
Atau disebut juga golongan Al Muttaqun (orang yang bertaqwa: QS. Ali Imran 3:133-136; QS. 51:15-19; QS. 15:45-50) dan Al Mujrimun (orang yang berdosa: QS. Al An’am 6:55, 112, 123, 124, 147; QS. 7:40; QS. 10:17; QS. 14:49-52; QS. 26:99; QS. 30:47,55; QS. 18:53; QS. 32:12-14; QS. 20:100-104).
a. golongan Al Muhtadun (Orang yang mendapat hidayah, QS. 9:18, QS. 39:17-18) dan
b. golongan Ad Dhallun (orang yang sesat: QS. Al An’am 6:117,82).
Atau juga disebut golongan Kafir dan golongan Mukmin (QS. At Taghaabun 64:2; QS 5:44; QS. 14 :2-3; QS. 23:1-11).
Atau disebut juga golongan Al Muttaqun (orang yang bertaqwa: QS. Ali Imran 3:133-136; QS. 51:15-19; QS. 15:45-50) dan Al Mujrimun (orang yang berdosa: QS. Al An’am 6:55, 112, 123, 124, 147; QS. 7:40; QS. 10:17; QS. 14:49-52; QS. 26:99; QS. 30:47,55; QS. 18:53; QS. 32:12-14; QS. 20:100-104).
Kedua
golongan manusia ini dijelaskan oleh Al Qur’an dengan cara yang sangat terang,
dan rinci, agar manusia dapat mengenalnya sekaligus memilih mana yang
disukainya sesuai dengan keimanan dan keilmuannya. Disebutkan pula ciri-ciri
dan karakter masing-masing.
Berikut
ini, ciri dan tanda orang-orang yang mendapat hidayah Allah Subhannahu wa
Ta'ala (Al Muhtadun) akan saya bagikan :
1. Al Muhtadun (Orang yang hatinya bersih / bercahaya.
Pada
suatu hari Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam membacakan ayat berikut:
“Maka
Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam
lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk
mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az Zumar, 39:22).
Maka
,kami (para sahabat) berkata: Wahai Rasulullah! Bagaimanakah caranya mengetahui
hati dilapangkan atau dibuka oleh Allah? Beliau menjawab: “Bila hati seseorang
sudah masuk kedalamnya Nur (cahaya Iman) maka dia akan menjadi lapang dan
terbuka.” Mereka (para Sahabat) bertanya: “Apakah tandanya hati yang terbuka
dan lapang itu ya Rasulullah.” Beliau menjawab: “Fokus (pusat) perhatiannya
sangat kuat terhadap kehidupan yang kekal dan abadi di akhirat, dan tumbuh
kesadaran yang tinggi terhadap tipu daya kehidupan dunia yang sekarang ini,
lalu dia berkerja keras mempersiapkan bekalan menghadapi mati sebelum datangnya
mati itu.” (HR. Ibnu jarir)
Dalam satu riwayat Ibnu Umar ra berkata:
“Pada suatu hari aku
datang menjumpai Rasulullah sebagai orang yang kesepuluh .( Beliau sedang
berada di tengah-tengah sahabat-sahabat terkemuka). Tiba-tiba salah seorang
sahabat ansahr berdiri dan bertanya kepada Rasulullah,“ya Nabi Allah, siapakah
orang yang paling pintar dan orang yang paling cerdas otaknya? Rasulullah
Shallallahu'Alaihi Wasallam menjawab: “Yang paling cerdas dan paling pintar
ialah orang yang palinng banyak mengingat mati, yang paling banyak menyiapkan
bekal untuk menghadapi kematian. Mereka pulang (ke akhirat) dengan ketinggian
dunia dan kemualiaan akhirat.” (HR. Tahbrany dengan sanad yang hasan)
Orang yang paling
banyak mengingat mati itulah yang dianggap oleh Rasulullah sebagai orang yang
paling pintar dan cerdas karena orang yang paling banyak mengingat mati itulah
yang paling lengkap bekal untuk mati, sehingga dialah orang yang mendapat
kemuliaan di dunia dan kehormatan di akhirat nanti.
Dan Allah Subhannahu wa
Ta'ala berfirman:
“Barangsiapa yang Allah
menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya
untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya (orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami
petunjuk-petunjuk Allah), niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada
orang-orang yang tidak beriman.” (QS Al An’am 6:125)
Ayat ini menjelaskan
bahwa orang yang tidak membuka seluruh hatinya (jiwanya) untuk menerima dan
memeluk Islam, maka Allah Subhannahu wa Ta'ala tidak akan memberikan petunjuk
yang sempurna kepadanya untuk memahami dan mengamalkan Islam. Mereka menjadi
orang yang peragu, tidak memiliki prinsip yang jelas, terombang- ambing oleh
dunia yang mengelilinginya.kiki emotikon
Ayat
ini menjelaskan bahwa orang yang tidak membuka seluruh hatinya (jiwanya) untuk
menerima dan memeluk Islam, maka Allah Subhannahu wa Ta'ala tidak akan
memberikan petunjuk yang sempurna kepadanya untuk memahami dan mengamalkan
Islam. Mereka menjadi orang yang peragu, tidak memiliki prinsip yang jelas,
terombang- ambing oleh dunia yang mengelilinginya.kiki emotikon.
2. Orang yang selalu mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam.
2. Orang yang selalu mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam.
“Hai
ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab
yang menerangkan, dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al
Ma’idah, 5:15-16)
3. Orang
yang hidupnya mengikuti system hidup Islam saja.
“dan
bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia,
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’am, 6:153)
4. Orang
yang tidak mengikuti system Thaghut
“dan
orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya dan kembali
kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu
kepada hamba- hamba-Ku, yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang
paling baik di antaranya. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az Zumar,
39:17-18)
Dan
firman Allah Subhannahu wa Ta'ala lagi:
“dan
sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, Maka di antara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka
bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul).” (QS. An Nahl, 16:36)
5. Orang
yang tidak mencampur-baurkan yang Haq dan yang batil.
“Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. Al An’am, 6:82)
“dan
janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu
sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah, 2:42)
Al
Mujrimun adalah orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya dan mengikuti tradisi
Kafir Jahiliyah.
“Dan
Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An Nisa’, 4:115)
“Dan
apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,”
mereka menjawab: “(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti
juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan
tidak mendapat petunjuk?”. (QS. Al Baqarah, 2:170)
“Apabila
dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan
mengikuti Rasul”. mereka menjawab: “Cukuplah untuk Kami apa yang Kami dapati
bapak-bapak Kami mengerjakannya”. dan Apakah mereka itu akan mengikuti nenek
moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan
tidak (pula) mendapat petunjuk?.” (QS. Al Ma’idah, 5:104)
“Dan
apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang diturunkan Allah”. mereka
menjawab: “(Tidak), tapi Kami (hanya) mengikuti apa yang Kami dapati
bapak-bapak Kami mengerjakannya”. dan Apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak
mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang
menyala-nyala (neraka)?” (QS. Lukman, 31:21)
1 comments:
saya sangat suka blog kumpulan ceramah ini,penampilannya yang sederhana dan kaya tulisan
dan Koleksi Video Ceramah Lucu dibawah ini: https://www.youtube.com/channel/UCin69GlgyWpP_FyAMLuzjlQ
juga mungkin layak di saksikan.
Post a Comment