Custom Search

Sunday, December 11, 2016

Cara agar mendapatkan hidayah yang sempurna

Ada beberapa cara untuk mendapatkan hidayah yang sempurna dari Allah SWT.

A. Dengan menyerahkan hati (jiwanya) secara total kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala .

“Dan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. Dan Barangsiapa kafir Maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati. Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras..” (QS. Luqman, 31:21-24)
“(tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al Baqarah, 2:112)
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. An Nisa’, 4:125)
Katakanlah: “Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, Padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik.” (QS. Al An’am, 6:14).

B. Dengan mentaati seluruh ajaran Islam (baik yang disukai atau yang tidak disukai).
“Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran, 3:83)
“Dan sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.” (QS. Al Jin, 72:14).

C. Dengan bersungguh-sungguh mencari hidayah, yaitu dengan mempelajari Al Qur’an dan Sunnah.
“Itulah petunjuk (hidayah) Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. Mereka Itulah orang-orang yang telah Kami berikan Kitab, hikmat dan kenabian jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, Maka Sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran).” Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.” (QS. Al An’am, 6:88-90)
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.” (QS. Az Zumar, 39:41)
“… Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Al Kahfi, 18:17)
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS. Al Isra’, 17:15)
Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya.” (QS. Al Isra’, 17:84)
D.Dengan bersungguh- sungguh beramal sesuai hidayah, Allah akan menambah hidayah kepadanya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut, 29:69)
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi [Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya] dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Fath, 48:4)
“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan Balasan ketaqwaannya.” (QS. Muhammad, 47:17)
E.Perintah Untuk mengamalkan Islam secara Total.
Oleh karena Islam merupakan jaminan keselamatan dunia dan akhirat, maka Allah Subhannahu wa Ta'ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk mengamalkan Islam secara menyeluruh (komprehensif). Dan melarangnya untuk mengamalkan Islam sebagian-sebagian (parsial), yakni sekehendak keinginan hawa nafsunya.^^
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. al Baqarah, 2: 208)
Asbabun Nuzul Ayat :
Ibnu Jarier menyebutkan sebuah riwayat yang bersumber dari Ikrimah ra, ia mengatakan: Bahwa Abdullah bin Salam, Tsa’labah, Ibnu Yamin, Asad dan Usaid kedua anak Ka’ab, Syu’bah bin ‘Amr dan Qais bin Zaid, semuanya dari golongan Yahudi, mereka berkata kepada Rasulullah:
Wahai Rasulullah, hari Sabtu adalah hari yang kami muliakan, biarkanlah kami merayakannya. Taurat adalah kitab Allah, biarkanlah kami mengikuti dan mengamalkannya pada malam harinya. Lalu Allah turunkanlah ayat yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, sampai akhir… Tafsir ath Thabari, Jaami’ al Bayaan fie Ta’wiil al Qur’an, 2/337.
Ibnu Abbas ra meriwayatkan: Bahwa ayat ini Allah turunkan berkenaan dengan orang-orang Ahlul kitab (Yahudi dan Nashara), artinya Allah menyeru kepada mereka:
“Wahai orang-orang yang beriman kepada Musa dan Isa, masuklah kamu ke dalam Islam dengan Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam keseluruhannya.”
Seperti yang terdapat dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah ra ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam telah bersabda:
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tiada seorang pun di kalangan ummat ini yang mendengar (ajaran)ku baik dari golongan Yahudi maupun Nashrani kemudian ia mati sementara ia tidak beriman dengan risalah yang aku bawa (Islam) kecuali ia akan mati menjadi penghuni neraka.” (HR Muslim, no.153) Imam al Qurthuby, al Jaami’ li ahkaamil Qur’an, 3/18.
Muqatil ra mengatakan:
Abdullah bin Salam dan teman-temannya pernah meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam untuk membaca kitab Taurat dalam shalat serta mengamalkan sebagian dari ajaran Taurat tersebut. Lalu Allah turunkan ayat: Dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya mengikuti sunnah lebih utama setelah diutusnya Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam daripada mengikuti langkah-langkah syetan. Dan dikatakan janganlah kamu mengikuti jalan orang yang menyeru kamu kepada syetan, karena sesungguhnya syetan itu musuhmu yang paling nyata. (Imam al Qurthuby, al Jaami’ li ahkaamil Qur’an, 3/18).
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Faathir, 6)
Pembagian Hati dan Kewajiban Mukmin Memelihara Hatinya:
Abu Sa’id ra mengatakan, bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda:
Hati manusia ada empat ; 1. hati yang bersih di dalamnya terang bagaikan lampu, 2. Hati yang tertutup dan terikat tutupnya, 3. Hati yang tengkurap, 4. Hati yang berlapis-lapis.
Adapun hati yang bersih maka itu adalah hati orang mukmin, lampunya ialah cahaya imannya. Adapun hati yang tertutup adalah hati orang kafir. Adapun hati yang tengkurap adalah hati orang munafik yang asli, ia mengetahui kemudian mengingkarinya. Adapun hati yang berlapis, maka hati yang ada iman dan nifak, perumpamaan iman di dalamnya bagaikan biji yang disirami air yang baik dan contoh nifak bagaikan luka yang mengeluarkan darah dan nanah, maka benda yang mana lebih banyak (kuat mengalahkan yang lain)
Berkata Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Ighatsatul Lahfan min masyayidisy Syaithan (Bekalan/Senjata untuk melumpuhkan godaan-godaan Syetan), bahwasanya hati (qalbun) itu ada tiga(3), yaitu:
1.Qolbun Salim, yaitu hati yang sehat/selamat. Itulah hatinya orang-orang yang beriman
2.Qalbun Maridh, yaitu hati yang sakit. Itulah hatinya orang-orang munafik.
3.Qalbun mayyit, yaitu hati yang mati. Itulah hatinya orang-orang yang kafir atau musyrik.
Orang-orang beriman wajib memelihara hatinya agar senantiasa selamat,karena sesungguhnya bagian anggota tubuhnya yang paling penting ialah hatinya. Berkata Imam Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin: “sesungguhnya perumpamaan hati di dalam tubuh manusia seperti kepala negara bagi satu negara. Apabila hati baik maka baiklah tubuh badan itu. Apabila dia rusak maka rusaklah seluruh tubuh badan. Demikian pula halnya kepala Negara, apabila kepala negaranya baik dan sholeh maka baik dan sholehlah negaranya.” kiki emotikon
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh badan manusia ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh manusia dan apabila dia rusak maka rusaklah seluruh tubuh manusia. Ketahuilah, bahwa dia itu adalah hati.” (HR. Bukhari)
Untuk memelihara hati agar ia tetap sehat dan bertambah sehat serta istiqomah dalam iman dan taqwa, dan menjadikan hati yang sakit dan mati menjadi sehat dan hidup, maka obatnya ialah Al-Qur’an. Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala QS. Yunus, ayat 57-58. dan Al-Isra’, ayat 82.
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus, 10:57-58)

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra’, 17:82)

0 comments:

Post a Comment