Ada beberapa cara untuk mendapatkan hidayah yang sempurna dari Allah SWT.
A. Dengan menyerahkan hati
(jiwanya) secara total kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala .
“Dan Barangsiapa yang
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang yang berbuat kebaikan, Maka
Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada
Allah-lah kesudahan segala urusan. Dan Barangsiapa kafir Maka kekafirannya itu
janganlah menyedihkanmu. hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami
beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui segala isi hati. Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar,
kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras..” (QS. Luqman,
31:21-24)
“(tidak demikian) bahkan
Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan,
Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al Baqarah, 2:112)
“Dan siapakah yang lebih baik
agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang
diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan
Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. An Nisa’, 4:125)
Katakanlah: “Apakah akan aku
jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, Padahal
Dia memberi makan dan tidak memberi makan?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku
diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada
Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik.” (QS. Al
An’am, 6:14).
B. Dengan mentaati seluruh
ajaran Islam (baik yang disukai atau yang tidak disukai).
“Maka Apakah mereka mencari agama
yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa
yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada
Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran, 3:83)
“Dan sesungguhnya di antara
Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar telah
memilih jalan yang lurus.” (QS. Al Jin, 72:14).
C. Dengan bersungguh-sungguh
mencari hidayah, yaitu dengan mempelajari Al Qur’an dan Sunnah.
“Itulah petunjuk (hidayah)
Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya
lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. Mereka Itulah
orang-orang yang telah Kami berikan Kitab, hikmat dan kenabian jika orang-orang
(Quraisy) itu mengingkarinya, Maka Sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada
kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. Mereka Itulah orang-orang yang
telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah:
“Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran).” Al-Quran itu
tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.” (QS. Al An’am, 6:88-90)
“Sesungguhnya Kami menurunkan
kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang
mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang
sesat Maka Sesungguhnya Dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri,
dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.”
(QS. Az Zumar, 39:41)
“… Barangsiapa yang diberi
petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang
disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat
memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Al Kahfi, 18:17)
“Barangsiapa yang berbuat
sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk
(keselamatan) dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia
tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat
memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus
seorang rasul.” (QS. Al Isra’, 17:15)
Katakanlah: “Tiap-tiap orang
berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa
yang lebih benar jalan-Nya.” (QS. Al Isra’, 17:84)
D.Dengan bersungguh- sungguh
beramal sesuai hidayah, Allah akan menambah hidayah kepadanya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman:
“Dan orang-orang yang
berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut, 29:69)
“Dia-lah yang telah
menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka
bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah
tentara langit dan bumi [Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah
penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat,
binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya] dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Fath, 48:4)
“Dan orang-orang yang mau
menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan Balasan
ketaqwaannya.” (QS. Muhammad, 47:17)
E.Perintah Untuk mengamalkan
Islam secara Total.
Oleh karena Islam merupakan
jaminan keselamatan dunia dan akhirat, maka Allah Subhannahu wa Ta'ala
memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk mengamalkan Islam secara menyeluruh
(komprehensif). Dan melarangnya untuk mengamalkan Islam sebagian-sebagian
(parsial), yakni sekehendak keinginan hawa nafsunya.^^
Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman:
“Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.” (QS. al Baqarah, 2: 208)
Asbabun Nuzul Ayat :
Ibnu Jarier menyebutkan
sebuah riwayat yang bersumber dari Ikrimah ra, ia mengatakan: Bahwa Abdullah
bin Salam, Tsa’labah, Ibnu Yamin, Asad dan Usaid kedua anak Ka’ab, Syu’bah bin
‘Amr dan Qais bin Zaid, semuanya dari golongan Yahudi, mereka berkata kepada
Rasulullah:
Wahai Rasulullah, hari Sabtu
adalah hari yang kami muliakan, biarkanlah kami merayakannya. Taurat adalah
kitab Allah, biarkanlah kami mengikuti dan mengamalkannya pada malam harinya.
Lalu Allah turunkanlah ayat yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, sampai akhir… Tafsir ath
Thabari, Jaami’ al Bayaan fie Ta’wiil al Qur’an, 2/337.
Ibnu Abbas ra meriwayatkan:
Bahwa ayat ini Allah turunkan berkenaan dengan orang-orang Ahlul kitab (Yahudi
dan Nashara), artinya Allah menyeru kepada mereka:
“Wahai orang-orang yang
beriman kepada Musa dan Isa, masuklah kamu ke dalam Islam dengan Muhammad
Shallallahu'Alaihi Wasallam keseluruhannya.”
Seperti yang terdapat dalam
hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari Abu
Hurairah ra ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam telah
bersabda:
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad
berada di tangan-Nya, tiada seorang pun di kalangan ummat ini yang mendengar
(ajaran)ku baik dari golongan Yahudi maupun Nashrani kemudian ia mati sementara
ia tidak beriman dengan risalah yang aku bawa (Islam) kecuali ia akan mati
menjadi penghuni neraka.” (HR Muslim, no.153) Imam al Qurthuby, al Jaami’ li
ahkaamil Qur’an, 3/18.
Muqatil ra mengatakan:
Abdullah bin Salam dan
teman-temannya pernah meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu'Alaihi
Wasallam untuk membaca kitab Taurat dalam shalat serta mengamalkan sebagian
dari ajaran Taurat tersebut. Lalu Allah turunkan ayat: Dan janganlah kamu
turuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya mengikuti sunnah lebih
utama setelah diutusnya Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam daripada mengikuti
langkah-langkah syetan. Dan dikatakan janganlah kamu mengikuti jalan orang yang
menyeru kamu kepada syetan, karena sesungguhnya syetan itu musuhmu yang paling
nyata. (Imam al Qurthuby, al Jaami’ li ahkaamil Qur’an, 3/18).
“Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni
neraka yang menyala-nyala.” (QS. Faathir, 6)
Pembagian Hati dan Kewajiban
Mukmin Memelihara Hatinya:
Abu Sa’id ra mengatakan,
bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda:
Hati manusia ada empat ; 1.
hati yang bersih di dalamnya terang bagaikan lampu, 2. Hati yang tertutup dan
terikat tutupnya, 3. Hati yang tengkurap, 4. Hati yang berlapis-lapis.
Adapun hati yang bersih maka
itu adalah hati orang mukmin, lampunya ialah cahaya imannya. Adapun hati yang
tertutup adalah hati orang kafir. Adapun hati yang tengkurap adalah hati orang
munafik yang asli, ia mengetahui kemudian mengingkarinya. Adapun hati yang
berlapis, maka hati yang ada iman dan nifak, perumpamaan iman di dalamnya
bagaikan biji yang disirami air yang baik dan contoh nifak bagaikan luka yang
mengeluarkan darah dan nanah, maka benda yang mana lebih banyak (kuat
mengalahkan yang lain)
Berkata Imam Ibnul Qayyim
Al-Jauziyah dalam kitabnya Ighatsatul Lahfan min masyayidisy Syaithan
(Bekalan/Senjata untuk melumpuhkan godaan-godaan Syetan), bahwasanya hati
(qalbun) itu ada tiga(3), yaitu:
1.Qolbun Salim, yaitu hati
yang sehat/selamat. Itulah hatinya orang-orang yang beriman
2.Qalbun Maridh, yaitu hati
yang sakit. Itulah hatinya orang-orang munafik.
3.Qalbun mayyit, yaitu hati
yang mati. Itulah hatinya orang-orang yang kafir atau musyrik.
Orang-orang beriman wajib
memelihara hatinya agar senantiasa selamat,karena sesungguhnya bagian anggota
tubuhnya yang paling penting ialah hatinya. Berkata Imam Al-Ghazali dalam Ihya
‘Ulumuddin: “sesungguhnya perumpamaan hati di dalam tubuh manusia seperti
kepala negara bagi satu negara. Apabila hati baik maka baiklah tubuh badan itu.
Apabila dia rusak maka rusaklah seluruh tubuh badan. Demikian pula halnya
kepala Negara, apabila kepala negaranya baik dan sholeh maka baik dan sholehlah
negaranya.” kiki emotikon
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
“Ingatlah, sesungguhnya di
dalam tubuh badan manusia ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik
maka baiklah seluruh tubuh manusia dan apabila dia rusak maka rusaklah seluruh
tubuh manusia. Ketahuilah, bahwa dia itu adalah hati.” (HR. Bukhari)
Untuk memelihara hati agar ia
tetap sehat dan bertambah sehat serta istiqomah dalam iman dan taqwa, dan
menjadikan hati yang sakit dan mati menjadi sehat dan hidup, maka obatnya ialah
Al-Qur’an. Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala QS. Yunus, ayat 57-58. dan
Al-Isra’, ayat 82.
“Hai manusia, sesungguhnya
telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman. Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya,
hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus, 10:57-58)
“Dan Kami turunkan dari Al
Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
(QS. Al-Isra’, 17:82)
0 comments:
Post a Comment